Perjalanan setiap insan,
Unik penceritaannya,
Walau kelihatan sama,
Pasti ada liku bedanya.
Awal usia,
Kaki ini melangkah laju,
Mara hingga timbul bangga,
Sentiasa berada di hadapan manusia.
Zaman berganti,
Kaki mula melangkah lemah,
Tersadung akibat mental yang kalah,
Lantas tertinggal jauh di belakang sana,
Makin parah lelah jiwa yang melanda.
Jiwa sering merintih,
Hati jenuh melara,
Tangis kering tak berpunca,
Malu berhadapan dengan manusia,
Yang tak semua punya jernihnya jiwa.
Kadang timbul seruan di jiwa,
Semua yang kau kejar,
Untuk siapa?
Hakikat itu hati akui,
Jiwa enggan kalah menjudi,
Meninggalkan diri serba tak bererti,
Nasib Dia Maha mengasihani,
Walau sumpah dan janji sering dimungkiri.
Duhai diri,
Kembalilah pada insani,
Teruskan berjalan , menabur bakti,
Walau kadang dipandang sepi,
Insan yang mengaku sahabati.
Wahai pemilik segala pada diri ini,
Kau mengerti sirat di hati,
Izinkan kami terus mengemudi,
Menuju redha Mu,
Kami mengimpi.
~bumi Jerantut,
23/8/13 10.21pm~
No comments:
Post a Comment